Aquascape Murah Meriah, Tetap Indah
MEMBUAT
aquascape tidak harus mahal. Dengan memakai bahan murah
penampilan aquascape bisa tetap maksimal. Terobosan baru
bagi aquarist pemula untuk terus berani berkarya.
Selama ini aquascape kondang sebagai hobi mahal.
Bayangkan pembuatan aquascape dengan 90% bahan impor
menelan biaya sekitar Rp 3,5 juta per m2. Substitusi dengan bahan lokal sekitar 50% tetap menyedot biaya tak
sedikit, Rp 2 juta s.d. Rp 2,5 juta per m2.
Menurut Anton Saksono, perancang akuarium air tawar dan
laut, sebenarnya banyak biaya yang bisa dipangkas.
''Kita ini beruntung hidup di negeri tropis. Aquascape
yang perlu sistem CO2 dan chiller sebenarnya cocok
dipakai di negara-negara beriklim subtropis,'' ujar
pemilik Lovina Laras di Cibubur, Jakarta Timur itu.
Sekadar contoh sistem CO2 yang terdiri atas regulator,
tabung, skimmer, buble counter, dan timer saja bernilai
Rp 4 juta.
Harus Outdoor
Chiller dan sistem CO2 hingga kini menjadi perlengkapan
wajib para aquarist. Namun, pemakaian kedua alat itu
dapat ditiadakan. Caranya....
letakkan akuarium aquascape
di luar ruangan. Itu syarat mutlak. Penempatan akuarium
di ruangan justru membuat suhu di akuarium meningkat
akibat aliran udara panas tersendat, karena itu chiller
dipakai. ''Begitu pula sistem CO2, prinsipnya aquarist
harus sadar jika di alam saja tanaman air tidak perlu
itu,'' papar Anton.
Penempatan akuarium di luar ruangan tidak bisa
sembarangan. Idealnya posisi akuarium mengikuti arah
sinar matahari yang terbit di ufuk timur dan tenggelam
di ufuk barat. Akuarium pun tidak menerima sinar
matahari secara langsung untuk menghindari pertumbuhan
alga.
Intensitas cahaya dikurangi dengan penyaring sinar
seperti atap berbahan polykarbonat dan shading net.
Keduanya pun dapat berfungsi sebagai benteng akuarium
dari percikan air hujan.
Sinar matahari pun dapat berperan sebagai pengganti
lampu. Pada akuarium aquascape indoor, penyinaran lampu
maksimal 8 jam per hari. Namun, dengan sinar matahari
penyinaran bisa lebih dari 10 jam per hari. Bahkan
dengan kehadiran sang surya kesan eksotis di akuarium
lebih kuat lantaran efek kuat-lemahnya sinar yang masuk.
''Kalau malam cukup memakai penerangan dari teras saja,''
imbuh Anton.
Pupuk NPK
Biaya lain yang bisa dipangkas adalah pemilihan gravel
sebagai tempat melekat tanaman air. Selama ini gravel
impor diyakini memberikan hasil terbaik. Namun, dari
harga cukup menguras kantong. Sekadar contoh gravel
impor dari Amerika mencapai Rp 320.000 per 10 kg.
Setidaknya untuk akuarium berukuran 90 cm x 45 cm x 45
cm perlu 40-50 kg agar ketinggian gravel mencapai
standar, 10-15 cm.
''Pemakaian gravel dapat diganti dengan komposisi pasir,
tanah dan kompos,'' ujar Anton. Lapisan dasar akuarium
terdiri dari 25% kompos. Berturut-turut ke atas 50%
tanah dan 25% pasir. Kecuali tanah dan kompos, pasir
bangunan perlu dicuci terlebih dahulu. Peran tanah pun
dapat diganti dengan lumpur sawah dalam jumlah serupa.
Sebelum ditanami tanaman air, media dan air yang mengisi
akuarium perlu didiamkan selama sebulan. Dua-tiga hari
menjelang tanaman air ditanam, air perlu diganti. Jenis
tanaman yang dipilih pun perlu yang tahan banting dan
tak perlu perawatan khusus seperti cabomba, enchinodorus,
bacopa, dan hygrophylla. Saat di tanam akar harus berada
di bagian tengah media yang berisi tanah atau lumpur.
Biasanya setelah dua minggu akar tanaman akan melekat
kuat. Saat itulah ikan baru dapat dimasukkan.
Pemeliharaan cukup mudah. Air tak perlu diganti karena
sudah disaring memakai filter atas sederhana. Air
dipompa dan tersaring melewati filter mat dan kapas.
''Yang ada malah penampahan air karena banyak yang
menguap,'' tutur Anton. Agar tanaman tetap sehat
pemupukan dilakukan setahun sekali dengan memakai NPK
dosis + ons per m2. Sisa-sisa tumbuhan yang mati jangan
dibuang tetapi dipendam dalam media. Kehadirannya justru
membuat kesadahan air menjadi soft.
(sut, berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar